Friday, October 23, 2015

Belajar Mengenal Leadership Punokawan


Leadership Punakawan




Dari judul artikel di atas yakni “mencoba mengenal leadership punakawan” diambil dari gaya Kepemimpinan sang punokawan pandawa untuk mengenal kepemimpinan mereka, meskipun punokawan tetapi Merekalah pemimpin sejati. Penulis sedikit ingin menceritakan sedikit tentang kepemimpinan Mereka, meskipun cerita tentang kepemimpinan ini penulis dapatkan dari seorang Widiyaswara ketika penulis pernah ikut dalam suatu pelatihan atau training ketika itu. Penulis merasa tertarik untuk menceritakannya kembali dalam tulisan ini, dan mengajak pembaca untuk ikut belajar memahami leadership punakawan.

Punakawan adalah karakter yang sangat khas dari pewayangan Indonesia, ada banyak tokoh pewayangan yang ada di Indonesia, diantaranya adalah tokoh pewayangan punakawan. Punakawan berasal dari kata Puna yang berarti susah dan Kawan yang berarti teman atau saudara. Bisa diartikan Punakawan adalah teman ataupun saudara di kala susah, ada juga yang mengartikan Puna sebagai Fana. Mari Kita sedikit belajar dari gaya kepemimpinan Mereka.


ABDI KINASIH KESATRIA PENDHAWA LIMA :
KI LURAH SEMAR BADRANAYA,
NALA GARENG,
PETRUK KANTHONG BOLONG

DAN
KI LURAH BAGONG.







1.      Ki Lurah Semar

Ki Lurah Semar memiliki hati yang “nyegoro” atau seluas samudra serta kewaskitaan dan ilmu pengetahuannya sedalam samudra. Hanya satria sejati yang akan menjadi asuhan Ki Lurah Semar. Semar hakekatnya sebagai manusia setengah dewa, yang bertugas mengemban / momong para kesatria sejati.
 Ki Lurah semar adalah tokoh yang sangat memegang teguh kesantunan. Dan juga Ki Lurah Semar adalah sosok pribadi yang tegas. Dia tidak pernah melawan terhadap atasan, akan tetapi sangat tegas dan berani mengatakan hal yang tidak benar apa adanya. Sosok Ki Lurah Semar sangat disegani oleh kawan maupun lawan, dan menjadi tempat yang pas untuk meminta saran dan nasehat.


2.      Ki Lurah Gareng

Nama panjang tokoh Ki Lurah Gareng adalah “Ki Lurah Nala Gareng”, Dia sosok yang menyimpan fenomena kepribadian yang sangat halus, air matanya gampang menetes jika melihat penderitaan rakyatnya. Ki Lurah Gareng seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya terkadang serba salah tetapi Dia sosok yang lucu dan menggelikan.
Ki Lurah Gareng Memiliki kehalusan budi pekerti yang juga ke empaty yang tinggi, senang belajar dan gaya humornya pun cukup tinggi, dia juga memiliki perhatian pada dunia pertanian “Tembang Lumbung Desa” selalu dibawakan oleh dia pada saat pementasan wayang. Ketaatannya terhadap aturan dan kecintaannya terhadap tugas tidak perlu diragukan lagi.


3.      Ki Lurah Petruk

Tokoh Ki Lurah Petruk memiliki nama panjang Petruk Kanthong Bolong, diibaratkan saku celananya seolah-olah bolong karena dia tidak pernah merasa jika uang / harta yang didapatkannya adalah milik dia, harta tersebut akan segera dia berikan kepada yang membutuhkan. Petruk juga  tokoh yang pemberani, punya aksen gaya bicara tegas dan lugas yang mempunyai karakter kepemimpinan yang sangat kuat.
 Ki Lurah Petruk sosok tokoh yang nakal dan cerdas, bermuka manis dengan senyuman yang menarik hati, pandai berbicara dan juga menarik hati. Sekalipun dia seorang punokawan , namun dialah satu-satunya punokawan yang pernah menjadi raja pada cerita “petruk jadi ratu”. Disaat para ksatria pandawa sakit karena adanya wabah penyakit dia tampil memimpin dan berani menjadi tumbal kerajaan amarta.
Tokoh yang satu ini tidak pernah gila jabatan, dia tahu diri sekalipun saat itu dia mendapat jabatan sebagai raja, dia tidak pernah memanfaatkan sesuatu yang bukan menjadi haknya. Bahkan dia juga tidak mau duduk disinggasana  keraton Amarta, sebab dia tahu dia hanyalah punokawan.


4.      Ki Lurah Bagong

Ki Lurah Bagong tokoh yang diciptakan dari bayangan Ki Lurah Semar. Tokoh yang satu ini terbilang nyentrik, terkesan seenaknya sendiri, dan tidak pernah serius. Dalam keseharian dia suka bercanda bahkan disaat dalam menghadapi persoalan yang serius, mempunyai sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Kehidupan Dia isi dengan canda, sehingga tidak pernah terkesan sedih atupun terlihat susah. Namun demikian dia selalu ada di setiap peristiwa yang genting dan ikut tampil sebagai bagian penyelesai permasalahan. 
Di perang baratayudha dia ditugaskan menjadi seekor lalat untuk mengganggu kosentrasi Pandita Durna agar salah mantra, yang mengakibatkan kematian anak durna sendiri yang nama aswatama.

Demikianlah sedikit cerita mengenai gaya kepemimpinan Punakawan yang dapat Saya tulis, Kita Bisa mengambil dan belajar dari sisi kebaikan cara kepemimpinan Mereka dan bisa menjadi tolok ukur Kita didalam kepemimpinan.

Baca Juga

MeningkatkanPengembangan Usaha Kecil Masyarakat dengan Sistem Kemitraan



PentingnyaMembentuk Kemitraan Untuk Usaha Kecil Masyarakat


No comments:

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda