Friday, October 23, 2015

Mengenal Warisan Kemiskinan Masyarakat










Kemiskinan selalu menjadi pokok pembahasan dari seluruh Negara di Dunia, yang mana selalu menjadi pekerjaan rumah dari pemerintahan suatu Negara. Kemiskinan terjadi karena ketidakmampuan dalam mengelolah sumber-sumber pendapatan yang ada di sekitar mereka ataupun yang sebenarnya telah tersedia bagi mereka. Seperti ketersediaan lahan pekarangan, tempat tinggal yang strategis, sumber daya alam yang belum dikelola, program-program pemerintah, swasta dan lain sebagainya yang tidak terlaksanakan secara sungguh-sungguh.

Kemiskinan menjadi terstruktur dan berdiri sendiri di dalam masyarakat miskin tersebut, hingga kemiskinan tersebut menjadi terstruktural atau sering disebut kemiskinan struktural. Kemiskinan tersebut bukan hanya karena ketidakmampuan seseorang individu maupun perorangan dalam melaksanakannya akan tetapi sistem yang bekerja didalamnya juga tidak mampu memberikan kesempatan-kesempatan yang ada.

Kemiskinan yang berlarut-larut dan menular ke anak cucu mereka akan menyebabkan kebudayaan ataupun budaya kemiskinan di lingkungan mereka sendiri, yang kemudian akan membuat mereka menjadi merasa pesimis di dalam kemiskinan itu sendiri. Hal ini juga yang sangat mempengaruhi sikap mental di dalam menghadapi tekanan yang terjadi pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Tanpa disadari, pola-pola hidup yang pesimis tersebut akan menjadi suatu aktivitas sehari-hari, dari hari ke hari. Jika begitu maka keinginan untuk dapat sukses dan meraih kesuksesan akan jauh dari keinginan, yang telah terbelenggu oleh rasa ketidakpercayaan dan kepasrahan hidup.

Akibatnya akan adanya prinsip yang dianut ataupun kebudayaan nilai-nilai yang telah terbentuk seperti rasa minder, malas, kurang bersemangat dalam bekerja, kurang menghargai pekerjaan, mudah menyerah, dan lain-lain, sehingga menjadi terstruktur dalam kemiskinan itu sendiri. Akan tetapi pihak yang mampu harus benar-benar peduli dan menarik kebudayaan kemiskinan tersebut secara berangsur dengan pola dan sistem yang terstruktur pula.

Kemiskinan dalam perspektif ekonomi, sering didefiniskan sebagai kekurangan sumber daya yang akan atau dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan, contoh kemiskinan ini adalah ketidakmampuan manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, dan papan. Selain itu juga akan melatarbelakangi ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan pekerjaan.

Sedangkan Kemiskinan dalam perspektif kesejahteraan sosial lebih mengarah kepada keterbatasan individu perorangan atau kelompok dalam mengakses jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Contoh kemiskinan ini adalah, adanya budaya rasa malas dan ketergantungan kepada pihak lain. Hal ini sering disebabkan oleh akibat atau efek dari kemiskinan ekonomi.

Kebudayaan yang terstruktur dengan Kemiskinan struktural dapat disebabkan oleh sistem dan struktur sosial itu sendiri, terkadang struktur sosial tersebut juga tidak mampu dalam menghubungkan antara masyarakat dengan sumber-sumber daya yang tersedia, baik sumber daya alam, pemerintah maupun masyarakat yang berada di sekitarnya tersebut. Perlunya kekuatan dan dorongan yang kuat dalam sebuah proses perubahan kelas di dalam golongan masyarakat miskin itu sendiri. Program penanggulangan kemiskinan yang efektif, terarah, terstruktur, serta langsung menyentuh pokok dari kemiskinan yang keberkelanjutan.







"MARI BELAJAR"












No comments:

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda